“Saydoc” RSMS Masuk 99 Besar Top Inovasi Pelayanan Publik, Sudah Direplikasi Sejumlah RS
By Abdi Satria
nusakini.com-Semarang- Inovasi telemedicine RSUD Prof Dr Margono Soekarjo (RSMS) menjadi Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Satu Layar Ngobrol dengan dokter atau Saydoc, berhasil mengalahkan ribuan kandidat dan masuk 99 besar top finalis.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, RSMS menjadi rumah sakit milik Pemprov Jateng yang tak henti membuat inovasi pelayanan publik. Telemedicine Saydoc, kata Ganjar menjamin kemudahan pasien untuk memperiksakan diri, tanpa harus ke rumah sakit.
“Intinya telemedicine dan untuk penyakit-penyakit kronis orangnya tidak usah datang bisa ngobrol langsung diagnosnya bisa dengan kamera terus diskusi,” kata Ganjar, ditemui seusai memaparkan inovasi pelayanan Publik Pemprov Jateng Telemedicine #saydoc kepada tim panel independen Kemenpan-RB secara daring, di kantornya, Jumat (1/7/2022).
Selain memudahkan pasien karena tidak harus datang ke rumah sakit, kata Ganjar melalui Saydoc pasien tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi dan tidak merepotkan, karena bisa langsung berdiskusi dengan dokter.
“Jadi dari sisi efisiensi biaya ada, sisi kemudahan ada, hanya memang butuh sosialisasi kepada masyarakat dan penggunanya sudah cukup banyak,” terangnya.
Selain bisa melakukan asesmen secara virtual, Ganjar mengatakan, dokter juga bisa memberikan resep obat dan nantinya diantar langsung secara gratis. Selain itu, Telemedicine Saydoc saat ini didukung oleh BPJS.
“Alhamdulillah ini akan bisa membantu. Apalagi sekarang BPJS akan meng-cover itu. Sehingga sekarang orang dari rumah bisa diperiksa, selesai dikasih obat, obatnya diantar dan itu gratis. Sehingga sebenarnya dengan cara ini masyarakat sangat-sangat dimudahkan,” tandasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSMS Untung Gunarto menjelaskan, inovasi ini digagas dari situasi pandemi yang membuat banyak orang takut datang ke rumah sakit. Melalui Saydoc, pasien di wilayah Banyumas Raya tetap bisa memeriksakan diri dan mendapat obat dari dokter tanpa khawatir.
“Jadi kita bisa memeriksa secara langsung. Dokter-dokter melihat kondisi yang ada dengan pasien, kemudian kita bisa asesmen, kemudian kita tentukan obatnya dan diantar,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Untung, Telemedicine Saydoc telah direplikasi dua rumah sakit umum daerah di Bandung. Untung mengatakan, ada sembilan rumah sakit tersebar di Indonesia dalam tahap mereplikasi Saydoc.
“Di Bandung ada dua RSUD yang datang ke kita meniru dan sudah jalan. Kemudian ada sembilan rumah sakit yang sedang dalam proses ingin meniru. Jawa Tengah (RSUD dr) Moewardi sudah, beberapa rumah sakit jiwa kita yang provinsi juga sudah,” tandasnya. (rls)